PHR Berangkatkan 24 Pemuda Riau Ikuti Pelatihan Floorman Bersertifikat di Cirebon

PEKANBARU — Harapan untuk menembus jantung industri energi nasional kerap terbentur tembok besar: minimnya sertifikasi dan pengalaman kerja. Namun bagi 24 pemuda terpilih dari tujuh kabupaten/kota di Riau, tembok itu kini runtuh. Mereka resmi diberangkatkan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona Rokan menuju Cirebon untuk mengikuti pelatihan dan sertifikasi floorman, Jumat(30/11).

Keberangkatan dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru itu bukan sekadar perjalanan biasa. Di balik senyum para peserta, tersimpan cerita panjang menembus seleksi ketat yang digelar PHR secara terbuka. Mereka bersaing dengan ratusan pendaftar dari desa-desa prioritas di wilayah operasi perusahaan. Seleksi mencakup verifikasi administrasi, tes tertulis, wawancara mendalam, hingga pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

Program tersebut dirancang untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) lokal yang tidak hanya bersemangat, tetapi juga berkompetensi sesuai standar industri migas. Selama tiga bulan, para peserta akan menjalani pelatihan intensif di Integrated Drilling Training Center (IDTC) PDSI Cirebon sebagai Juru Ikat Beban dan Operator Lantai Bor.

“Program ini merupakan jawaban nyata atas kebutuhan industri hulu migas terhadap SDM lokal yang kompeten dan bersertifikasi. Kami tidak hanya ingin mencetak pekerja terampil, tetapi juga mendorong kemandirian putra-putri Riau agar mampu bersaing,” kata Manager CID PHR, Iwan Ridwan Faizal.

Komitmen PHR sejalan dengan Peraturan Gubernur Riau Nomor 6 Tahun 2022 yang mendorong kemitraan antara vokasi dan industri untuk menghadirkan lulusan siap kerja. Kurikulum pelatihan mencakup teori, praktik lapangan, simulasi pengeboran, hingga pemahaman mendalam mengenai prosedur keselamatan rig—standar wajib di industri migas global.

Setelah pelatihan, peserta akan mengikuti uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PPSDM Migas Cepu. Sertifikat tersebut menjadi “paspor emas” untuk bekerja di lingkungan kerja PHR Zona Rokan maupun perusahaan migas lainnya.

PHR menegaskan bahwa investasi pada SDM lokal merupakan bagian dari kontribusi perusahaan terhadap ketahanan energi nasional dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Kami mendukung pendidikan berkualitas dan penciptaan pekerjaan layak di wilayah operasi,” ujar Iwan.

Wahyu Kurniawan, peserta dari Bengkalis yang berasal dari Suku Sakai, tak kuasa menyembunyikan rasa harunya. “Alhamdulillah, diterima di pelatihan ini seperti pintu harapan baru terbuka. Saya ingin membawa manfaat bagi masyarakat Sakai,” katanya. Ia berharap pengalaman ini menjadi jalan bagi generasi muda sukunya untuk berani bermimpi lebih tinggi.

Aldi Putra dari Pekanbaru juga mengaku bangga dan termotivasi. Ia menilai proses seleksi hanyalah awal dari perjalanan panjang. “Saya ingin terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata untuk masa depan yang lebih baik bagi keluarga,” ujarnya.

Muhammad Nur Ramadhan, juga dari Pekanbaru, menambahkan bahwa kesempatan itu akan dimanfaatkan sebaik mungkin. “Semoga PHR terus menghadirkan program vokasi agar kami bisa menjadi generasi yang lebih mandiri dan berdaya saing,” ucapnya.

Suasana keberangkatan terasa hangat dengan hadirnya orang tua peserta yang turut melepas putra mereka. Bagi PHR, keberangkatan 24 pemuda ini bukan hanya program pelatihan, tetapi simbol harapan baru bagi tenaga kerja lokal Riau untuk berperan dalam menopang ketahanan energi nasional. Perusahaan menyebut bahwa pengembangan SDM adalah bagian dari upaya memastikan operasi migas berjalan beriringan dengan kesejahteraan masyarakat.

Sebelumnya, pada Agustus 2025, PHR juga telah melepas 36 putra-putri Riau untuk pelatihan serupa: 24 orang pada keahlian roustabout/helper dan 12 orang pada mekanik helper/motoris. Mereka kini tengah menjalani magang di dunia kerja sebagai bagian dari program berkelanjutan tersebut.(DI)

TERKAIT